02316 2200217 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082000800122084001400130100001600144245008900160250001100249260003900260300002600299520174900325600001302074990001102087INLIS00000000000266320201120033834 a0010-1120001751ta201120 g 0 ind  a978-602-7926-42-4 a923 a923 AGU s0 aAGUK IRAWAN1 aSOSROKARTONO :bNovel Biografi R.M.P. Sosrokartono: Guru Sukarno, Inspirator Kartini acet. 1 aTANGERANG SELATAN :bIMANIA,c2018 a169 hlm ;c14 x 21 cm aSugih tanpo bondo (Kaya tanpa harta) Digdoyo tanpo aji (Tak terkalahkan tanpa kesaktian) Nglurug tanpo bolo (Menyerbu tanpa pasukan) Menang tanpo ngasorake (Menang tanpa merendahkan) Trimah mawi pasrah (Menerima juga pasrah) Suwung pamrih tebih ajrih (Jika tanpa pamrih tak perlu takut) Langgeng tan ono susah tan ono bungah (Tetap tenang meskipun ada duka dan suka) Anteng mantheng sugeng jeneng (Tidak macam-macam membuat nama baik terjaga) Lahir di pedalaman Jepara, dari seorang ibu biasa namun mengalir darah ningrat dari bapaknya. Hanya selisih dua tahun dari adiknya, Kartini, benang kehidupannya seakan melipir sunyi. Ketika sejarah mencatat dengan tinta emas Kartini, ia memilih jalannya sendiri sebagai poliglot, penguasa 26 bahasa asing dan 10 bahasa Nusantara. Meskipun puluhan tahun bersekolah di Belanda dan mengembara ke Eropa, ia tetap mencintai bangsanya dan tak sudi menghempaskan nilai-nilai pribumi. Dengan tandas ia berkata saat berpidato di Kongres Bahasa dan Sastra Belanda ke-25 di Gent, Belgia, pada September 1899: “Dengan tegas saya menyatakan diri saya sebagai musuh dari siapa pun yang akan membikin kita (Hindia Belanda) menjadi bangsa Eropa atau setengah Eropa dan akan menginjak-injak tradisi serta adat kebiasaan kita yang luhur lagi suci. Selama matahari dan rembulan bersinar, mereka akan saya tantang!” Sosrokartono, pelajar pertama dari bangsa Hindia di Negeri Kompeni, wartawan perang Dunia I yang sarat misteri, hingga pulang ke tanah air demi mengabdikan hidupnya untuk sesama anak negeri. Sejak menginjakkan kaki pertama di bumi pertiwi, tokoh-tokoh muda pergerakan dan anak-anak emas pada zamannya, salah satunya Bung Karno, menjadikannya guru politik dan spiritual. 4aBIOGRAFI aK13461